Minggu, 06 Februari 2011

Dengan MKA Bio Hasil Panen Memuaskan


Kami melihat langsung di tempat yang memakai MKA Bio peternakan,pertanian perikanan dan hasilnya sangat luar biasa sapi aja tidak makan rumput setiap hari tidak ngarit sapinya bisa gemuk gemuk makanannya di permentasi dulu. Manfaatnya pakai MKA Bio ini banyak sekali bisa buat pupuk,minumannya hewan,makanannya hewan,air kolam, pelet, bahkan untuk semprot hama sungguh serba guna itu semua ada caranya sendiri sendiri terbuat dari bahan alami semua Bahkan ini ada metode baru peternak ayam tanpa memberi makan tiap hari dengan menyediakan media makan terlebih dahulu dengan memakai MKA Bio 2 selama 1 minggu dengan di tutup terpal yang nantinya media tersebut bisa menghasilkan sediaan pakan selama 3 bulan dan 1 meter persegi bisa di isi anak ayam sebanyak 20 ekor dan yang sudah di coba ( di laksanakan ) selama 3 bulan anak ayam tersebut 1 ekornya menjadi 2,5 – 3 kg. Kami bukan petani yang katrok melainkan petani yg maju dengan adanya MKA Bio ini. Dengan memakai MKA Bio ini sangat sangat terbukti kasiatnya untuk perikanan,peternakan,petanian bahkan hasil panennya bisa cepat. Kami sering shering sama teman teman dan mendengar keluh kesah mereka kami jadi tahu kami tidak pelit dengan ilmu apa yang kami bisa ajarkan kami akan ajarkan makin banyak yang tahu tentang MKA Bio petani akan makin maju tidak tergantung dengan bahan kimia aja kita kembali ke bahan alami.Kita tidak membuang limbah hewan maupun dari limbah sawah kalau dari hewan kotorannya sapi sama pipisnya sapi bisa di buat untuk pupuk dan makanan ikan kalau dari limbah sawah untuk pupuk jadi kita tidak menyia-nyiakan limbah limbah itu dan limbah itu bisa di olah dengan demikianrupa dengan kegunaannya masing masing itu semua harus dengan takaran yang pas dan limbah air kolam bisa di gunakan untuk mengairi sawah atau menyiram tanaman sehingga terlihat subur-subur. Kebetulan yang kami alami kami membuat kolam ikan/lele yang terbuat dari dinding dan plester dengan ukuran : panjang 4 m. lebar 3 m. tinggi 130 cm bentung landasan / dasar kolam miring 15 deradat ketempat pembuangan air. Di kandung maksud apabila kita menguras kolam lebih cepat bersih ( tergelontor ) dari kolam tersebut kami mempunyai sejumlah 11 kolam dan kami bisa panen setiap 2 minggu sekali.,yang 4 kolam 4 kolam kami buat tempat stok bibit selanjutnya umur 1 bulan dari bibit ukuran

4 – 5 kita seri atau di serit karena kalau tidak di seri akan makan temannya sendiri lele kan sifatnya kanibal contohnya pada foto di bawah ini . Sehingga nanti isi kolam kurang lebih 4 ribu ekor menjelang akan panen kurang 1 minggu kita seri lagi di sisihkan yang ukuran kecil dan akhirnya jumlah ikan di kolam tersebut kurang lebih 3 ribu ekor sampai panen ukuran 1 kg isi 10 – 12 1 kolam bisa menghasilkan kurang lebih 275 sampai 280 kg itupun kami menggunakan pakan alternatif sehingga bisa mengurangi menggunaan pelet.



lele makan lele

Kamis, 23 Desember 2010

SEMAKIN BERKEMBANG

Seorang peternak lele yang kebetulan seorang Purna Tugas dari Dinas Kesehatan Kota Madiun. Suwarno (59) Warga Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kota Madiun itu kini selangkah lebih maju lelenya. Dari mulai mengolam lele dalam jumlah kecil, kini ia sudah dikatakan berhasil dalam usahanya, Suwarno mengaku bisa memanen lelenya setiap bulan sekali. Nampaknya keberuntungan tengah memihak pada Suwarno berusaha mengembangkan karyanya di dunia lele. Bukan hanya membudidaya ia mulai merintis pelatihan Berternak lele Dombo Di rumahnya

Anggapan beberapa orang bahwa bertenak lele dumbo hasilnya tipis atau bahkan mengalami kerugian ,kini ada jalan keluarnya, para pengolam pengolam lainya yang mengeluh dengan biaya pakan untuk lele kini juga telah teratasi. Dan satu hal yang paling penting bagi mereka petani lele di daerah perkotaan bau kolam yang cenderung amis dan busuk selalu menjadi kendala utama bagi para tetangga mereka, Suwarno yang sekaligus Ketua Kelompok Tani Mina Sejahtera Kelurahan Taman, Kecamatan Taman Kota Madiun yang beranggotakan 12 orang ini, berusaha mengupas tuntas semua permasalahan budidaya lele dumbo dengan mengadakan pelatihan di rumahnya Suwarno juga mendatangkan nara sumber dari Jombang yaitu Dr. Sugeng Hariadi S.Pd yang sekaligus penemu formula yang kerap Suwarno sebut dengan sebutan MKA BIO Suwarno menerangkan bahwa pelatihan itu sendiri bertujuan agar para petani- petani pemula yang akan terjun di dunia lele bisa di bekali ilmu yang cukup sehingga Sumber Daya Manusia mereka mumpuni dalam menghadapi semua permasalahan yang nantinya muncul dalam mengolam lele Memang dalam budidaya lele bila tidak dibekali ilmu yang cukup maka petani pasti akan menghadapi banyak permasalahan seperti tingginya angka kematian pada lele muda tingginya biaya pakan timbulnya bau pada kolam dan permasalahan lain nya yang tak terduga pasti muncul .

Pada hari sabtu 24 Juli 2010 lalu, Suwarno mengadakan pelatihan budidaya lele yang ke dua kalinya peserta pelatihan rata-rata bersal dari daerah kota Madiun dan Kabupaten sekitar . Dalam pelatihan itu nara sumber Dr. Sugeng menjelaskan semua permasalahan sekaligus pemecahannya yang kerap kali timbul pada petani lele Dalam sesi ini Dr.Sugeng mengenalkan produknya yaitu MKA BIO 1, MKA BIO 2, MKA BIO3, dan MKA BIO 4 yg masing-masing jenisnya mempunyai fungsi yang berbeda-beda produk MKA BIO itu sendiri sebenarnya buah dari hasil penelitian Dr. Sugeng di ITB (Institut Petanian Bogor) selama bertahun tahun dan baru dapat di nikmati bersama serta di sahkan atau di PATTEN kan pada agustus 2008 lalu.

Mengenai fungsi MKA BIO itu sendiri mulai MKA BIO 1 berfungsi sebagai bahan fermentasi kotoran ternak yang juga berfungsi untuk menambah mikroba / plangton dalam kandungan air kolam sehingga lele bisa sewaktu waktu memakan mikroba tersebut yang nantinya diharapkan bisa mengurangi jumlah porsi pakan lele setiap harinya. MKA BIO 2 berfungsi untuk penambah nutrisi pada pakan lele (pelet) mengunakan media limbah air godokan kedelai yang mau di buat tempe diharapkan dapat menambah nutrisi gizi pada lele sehingga lele bisa cepat besar dan cepat panen. MKA BIO 3 berfungsi sebagai penambahan mikroba secara langsung pada air kolam, sehingga mikroba yang berkembang biak dalam kolam dapat semakin padat yang tak lain fungsinya untuk penambahan suplai makanan untuk lele itu sendiri. MKA BIO 4 berfungsi agak lain yaitu untuk mengatasi WC atau SEPITTENG yang sudah penuh dengan cara memasukkan cairan MKA BIO 4 pada SEPITTENG setelah 3 hari kemudian kotoran yang memenuhi sepitteng akan terurai menjadi mikroba dan tidak perlu melakukan penyedotan pada WC yang penuh tersebut.

Yang lebih menarik lagi produk MKA BIO ini tidak hanya digunakan ikan lele saja, tatapi bisa di terapkan pada jeni-jenis ikan yang lainya seperti gurame, tombro, patin, nila dll. Bahkan untuk ternak ayam pun,kotoran ayam menjadi tak berbau Tidak hanya ternak ayam saja ternak sapi pun menjadikan kotoran sapi juga tak bau Hebattt…bukan…,jadi bisalebih bermanfaat bagi peternak ayam ataupun sapi yang berlokasi di tengah tengah komunitas masyarakat

Suwarno mengaku, untuk selama ini produk MKA BIO masih digunakan pada komunitas petani yang mengikuti pelatihan Ia berpesan kepada semua pertenak dan pembudidays ikan khususnya di kota Madiun bahwa produkMKA BIO ini bisa digunakan oleh siapa saja yang memerlukan / membutuhkan dan bisa langsung di dapat di rumah Suwarno. Bagi para petani pemula yang ingin mengikuti pelatihan bisa mendaftar langsung keSuwarno pelatihan yang diadakan Suwarno juga akan mengupas tehnik-tehnik budidaya lele mulai dari pembuatan bibit (pembenihan) pembesaran, pembuatan pakan tambahan sampai pada waktu panen dan pemasalahanya semuanya akan di bahas di situ.

Ada kabar baru besok pada tgl. 9 Januari 2011 jam 08.00 sehari selesai akan mengadakan pelatihan lagi dengan nara sumber yang sama bagi yang berminat bisa menghubungi Bp.Suwarno jl.Makam Tentara no.74 b Taman Madiun No. tlp.0351 465743 dengan biaya Rp.100.000,-




Senin, 06 Desember 2010

Ikan Lele Dumbo Mina Sejahtera



Beternak Lele Dumbo, SIapa Takut.?


KOMPAS.com - Lele dumbo (Clarias gariepinus) semula dipandang sebelah mata. Namun, komoditas perikanan air tawar ini sekarang menjelma menjadi industri rakyat. Nilai perdagangannya setiap tahun mencapai lebih dari Rp 1 triliun, penyerapan tenaga kerja, nilai tambah, dan multyplier effect yang dihasilkan juga besar.

Berbagai jenis usaha terkait lele pun meluas, mulai dari industri pakan (pelet), perbenihan, budidaya, perdagangan, hingga pengolahan pangan berbahan baku lele yang umumnya skala rumahan.

Konsumen lele juga menyebar luas. Dari desa hingga ke kota. Tidak saja rakyat jelata yang makan di warung-warung tenda dengan sambal terasi dan lalapan, tetapi merambah ke konsumen menengah atas.

Perubahan status sosial komoditas lele ini telah merangsang tumbuhnya berbagai inovasi usaha dalam teknologi pengolahan pangan. Ada lele goreng kremes, bakso lele, mi basah lele, lele asap, abon lele, rolade lele, hingga pizza lele.

Karena potensinya yang besar, tak kurang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut mendukung pengembangan usaha berbasis lele dumbo dengan kampanye makan lele.

Konsumsi meningkat

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana, Rabu (29/7) di Sukabumi, Jawa Barat, mengungkapkan, terus meningkatnya konsumsi lele dan produk olahannya secara otomatis mendorong peningkatan produksi lele dalam negeri. Tahun 2008 saja produksi lele hidup untuk konsumsi mencapai 108.200 ton.

Dengan menghitung per kilogram lele ukuran konsumsi ada delapan ekor, setidaknya dalam setahun produksi lele nasional mencapai 868,6 miliar ekor atau 2,37 miliar ekor per hari. Apabila dirupiahkan, produksi lele 108.200 ton per tahun itu senilai Rp 1,41 triliun, dengan asumsi harga lele konsumsi Rp 13.000 per kilogram.

Belum menghitung nilai ekonomi yang timbulkan dari usaha lele, baik dari aspek off farm maupun sarana produksi, seperti produksi pakan, obat-obatan, material kolam, pemupukan, hingga pembenihannya.

Semakin besar lagi perputaran ekonomi kalau menghitung berapa juta pedagang di seantero negeri ini berkat lele, baik dalam bentuk warung tenda maupun produk olahan. Juga berapa banyak tenaga kerja yang terserap baik tingkat hulu maupun hilir, dan perdagangannya.

Dewasa ini permintaan lele juga tidak saja berasal dari dalam negeri. Konsumen di Amerika Serikat dan Eropa juga sudah melirik lele. Begitu pula dengan Singapura dan Malaysia.

Arus bawah

Berkembangnya ”industrialisasi” lele dumbo berbasis kerakyatan secara tanpa disengaja tumbuh dari bawah. Ketika lele dumbo masuk Indonesia beberapa dekade lalu, minat masyarakat terhadap jenis ikan catfish yang satu ini cenderung negatif.

Kala itu masyarakat tidak begitu suka dengan lele karena kesan menjijikkan. Kulitnya yang berlendir mengingatkan konsumen tertentu pada jenis hewan melata seperti belut.

Kemampuan adaptasi binatang air yang satu ini karena mampu hidup dalam lingkungan air yang kotor sekalipun telah menggeser persepsi masyarakat terhadap komoditas lele yang terkesan jorok.

Namun, seiring melemahnya daya beli masyarakat akibat berbagai tekanan ekonomi, lele semakin diminati. Selain murah kandungan proteinnya tinggi.

Munculnya fenomena pecel lele kian mendongkrak citra lele di mata masyarakat. Mengonsumsi lele bukan lagi memalukan. Di Yogyakarta, pecel lele menjadi santapan yang digemari mahasiswa karena terjangkau. Kebutuhan lele dumbo di Yogyakarta 10-15 ton per hari.

Pelan dan pasti, permintaan lele terus naik. Bila tahun 2004, produksi lele budidaya hanya 51.271 ton per tahun, tahun 2005 naik menjadi 69.386 ton, 2006 (77.272 ton), 2007 (91.735 ton), dan 2008 (108.200 ton).

Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengungkapkan, lele merupakan industri rakyat. Tak ubahnya raksasa yang tidur (sleeping giant), bisa diusahakan siapa saja.

Yang diperlukan saat ini adalah inovasi teknologi pangan. Karena sekarang ini konsumsi terbesar lele dumbo lebih pada bentuk segar, belum banyak ke produk olahan. Kalau tidak segera mengembangkan industri pangan olahan berbasis lele, akan terjadi kelebihan pasokan dan ini akan membahayakan bagi kelangsungan usaha.

”Kalau menunggu inovasi teknologi pengolahan pangan dari masyarakat, perlu waktu lama. Kebijakan pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian di bidang pangan perlu di arahkan ke sana,” katanya.

Industri lele dumbo berbasis usaha kecil rakyat ini jelas lebih tahan banting.

Kolam Ikan Lele Tanpa Ganti Air


Kolam Ikan Lele Tanpa Ganti Air

Oleh Manggar Kesuma Ayu

RUBRIK Ragam Suara Merdeka 1 Mei 2009, menurunkan tulisan tentang ”Kolam Terpal untuk Lele Dumbo”. Sangat menarik, karena memberi wacana bahwa berkolam ikan bisa dibuat mudah, selain murah. Pengalaman kita juga demikian. Yang agak mengganggu adalah sub judul tentang ”Rutin Mengganti Air”. Ini masalah klasik yang tidak sederhana, pekerjaan melelahkan yang membuat orang ragu untuk masuk dunia kolam ikan. Fakta di lapangan, bengkaknya biaya operasional antara lain terlahir karena rutinitas penggantian air.

Kolam ikan dengan rutin ganti air, petunjuk pendekatan kolam masih konvensional. Orang masuk dunia kolam ikan biasanya latah karena orang lain berhasil bermain ikan. Mereka berpikir terlalu simpel bahwa kolam ikan hanya menyangkut penyediaan bak air (bisa kolam tanah, beton atau terpal), ikan dan pakan dari kosentrat. Alih-alih membayangkan panen, ternyata menuai kegagalan. Hasil produksi tidak sebanding dengan melambungnya biaya produksi. Kenyataan ini yang membuat tidak sedikit dari para pelaku kolam ikan yang akhirnya membiarkan bak kolamnya kosong, untuk tidak menyebutnya sebagai bangkrut dengan investasi yang percuma.

Menyebut masalah yang muncul dari pola kolam konvensional antara lain adalah : 1) Kolam bau busuk. Ini terjadi karena polusi dari pembusukan kotoran ikan, selain dari sisa pakan ikan yang tidak termakan. 2) Angka kematian tinggi. Ini akibat tingginya polusi air kolam. 3) Bea pakan tinggi. Pakan biasanya tergantung dari kosentrat. Ada postulat input pakan = out put daging ikan. Pola ini rentan terhadap perubahan harga pasar, yaitu ketika harga ikan turun atau pakan naik. 3) Bea operasional tinggi. Rutinitas ganti air untuk atasi polusi, berakibat bengkaknya bea operasional yang terkait dengan bea listrik, bahan bakar dan tenaga kerja. 4) Surplus pendapatan minim (kalau tidak malah gagal panen - rugi)

Mari kita belajar dari dari kolam ikan alam seperti di sungai, laut, rawa-rawa atau danau. Secara sepesifik, di tempat-tempat ini ada air tergenang. Ada jumlah ikan dengan variasi cukup dan bahkan ada yang sangat besar seperti ikan paus. Yang menarik, siapa yang pernah menebar bibit, memberi pakan dan yang mengganti air. Bila ada penggantian air, menunggu hujan turun di mana mata air mengalir dan air hujan menyentuh sudut-sudut rawa dan laut. Ada yang luar biasa dari kolam alam buatan pemilik langit ini, yaitu bahwa adanya ekosistem yang hidup. Sudah barang tentu, yang kurang dari kolam konvensional, karena para pengkolam tidak pernah memasukkan kosep ekosistem dalam pola kolam ikan mereka.


EKOSISTEM BUATAN

Konsep ekosistem kolam, ini yang sering dilontarkan seorang Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd alumnus Fakultas Kedokteran Undip yang konon juga pernah kuliah di IKIP Semarang. Menurut Ketua LKPS ”BHAKTI NUSA” Jombang ini, bila ekosistem kolam ikan hidup, dapat memberi solusi terhadap persoalan kolam ikan hingga layaknya di sungai dan laut. Tidak berbau, angka kematian yang nyaris limit, tidak perlu ganti air, pernurunan bea kosentrat dan tentu, keuntungan hasil panen yang ok.

Apa yang disampaikan Dr Sugeng bukan isapan jempol. Percobaan demi percobaan yang dilakukan di laboratorium kolam miliknya di dusun Sidokampir – Sumobito – Jombang, memberi konklusi bahwa ekosistim buatan adalah sesuatu yang vital dalam pengembangan kolam ikan. Untuk ini, kolam ikan miliknya diberi fasilitas bis beton, yang menurutnya, berfungsi sebagai regulator ekosistem (baca : Bis Beton, Regulator Ekosistem Kolam Ikan).

Dasar berpikirnya adalah pelajaran biologi waktu di sekolah menengah, tentang konsep rantai makanan, yaitu hubungan antara produsen – konsumen dan bakteri pengurai (produsen di makan konsumen, kunsumen mati membawa bakteri pengurai yang dapat meningkatkan kesuburan dan menjadi basis kehidupan konsumen). Rantai makanan ini menjelaskan bahwa bakteri pengurai harus dilihat sebagai komponen dari proses produksi. Tetapi salah kita, bakteri pengurai tidak pernah kita dilibatkan dalam proses produksi.

Adakah seorang petani yang berpikir memperkaya biota tanah (kehidupan dalam tanah) dengan aplikasi mikrobiologis dalam proses pengolahan tanahnya, demikian Dr Sugeng sering mengatakan. Peran bakteri pengurai sangat besar, khusunya dalam proses dekomposisi dan fermentasis bahan organik (baca : Tentang Prikanan Organik). Untuk kolam ikan, bakteri pengurai mengambil peran dalam mengurai kotoran ikan dan sisa makanan yang tak termakan. Kandungan organik komplek pada kotoran ikan dan sisa pakan, akan diurai menjadi unsur-unsur organik yang selanjutnya unsur organik akan merangsang tumbuhnya plankton (makanan alamiah ikan). Dengan kata lain, bakteri pengurailah yang meregulasi ekosistem kolam alam.

Aplikasi mikrobiologis (probiotik kolam) akhirnya menjadi pilihan solusi untuk kolam ikan. Kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak termakan, yang berpotensi menjadi polutan bisa diubah menjadi sesuatu yang produktif untuk kolam. Pada kolam alam, selagi masih ada orang yang mau buang hajat di sungai, atau dalam jumlah tertentu bahan organik lainnya seperti sampah pertanian, kelangsungan ikan di sungai dan di laut akan kebutuhan pakan akan terjamin. Rutinitas mengganti air kolam memang bisa menjadi pilihan. Tetapi ini akan meningkatkan bea operasional. Andai logika kolam ikan bisa menisbikan rutinitas ganti air, margin keuntungan berkolam ikan dipastikan akan jauh lebih besar.


MKA Bio 1 - mikroorganisme


MKA Bio 1

MKA Bio 1 adalah koloni mikroorganisme non pathogen yang merupakan okulat dari mikroorganisme rumen dan kolon sapi. Koloni mikroorganisme ini sangat luar biasa. Pada sapi oleh kinerja mikroorganisme ini serat kasar seperti rumput, tebon, dan rendeng dalam sehari sudah termetabolisir dan dikeluarkan dalam bentuk tietong/ kotoran sapi. Bila diamati tietong adalah irisan kecil kecil dari serat kasar yang dimakannya. Konsep ini bisa diaplikasikan ke pertanian. Tidak diragukan saat pengolahan lahan atau untuk maintenance tanaman memberikan MKA Bio 1 sangat penting bagi kesuburan dan meningkatkan hasil panen.

Keberadaan material organik adalah mutlak. ketersediaan mikroorganisme tanah akan mengubahnya menjadi unsur organik, sesuatu yang esensial untuk menghidupi tanah secara alamiah, menyehatkan tanah dan kesuburan tanah.

Pelatihan peternak Lele dengan Teknologi Lokal




Pelatihan komunitas peternak Lele dengan Teknologi Lokal dan ramah Lingkungan.

Bermula dari kepedulian akan begitu banyaknya pengangguran di satu sisi. Sedang di sisi lain, peluang peningkatan kualitas hidup melalui kewirausahaan dan bisnis begitu terbuka lebar.

Di pelatihan komunitas Bisnis Lele dibahas beberapa hal pokok dalam bisnis lele:

  1. Pengenalan lele ukuran benih maupun ukuran konsumsi.
  2. Pelatihan keterampilan budidaya lele (Pembenihan dan Pembesaran).
  3. Pemakaian /pemanfaatan Bio teknologi untuk meningkatkan produksi lele secara ramah lingkungan.
  4. Informasi seputar bisnis lele (lokasi kolam, para petani, pedagang, program pemerintah, dsb.)
  5. Studi wisata profesi bagi para ibu ibu PKK, petani lele, siswa dan mahasiswa.
  6. Pembentukan dan pengembangan jaringan bisnis lele .
  7. Forum diskusi dan kelompok petani dan pebisnis lele .
  8. Pembentukan dan pembinaan pebisnis pemula.

Bagi anda yang benar-benar belum tahu apa-apa tentang bisnis secara umum dan bisnis lele secara khusus, maka kami akan sangat senang bisa bekerja sama dengan anda.

Bagi anda yang telah lama 'nyemplung' di bisnis lele, mari bersinergi.
Bekerja sama yang saling menguntungkan, saling membesarkan, dan saling menjaga dari praktek-praktek bisnis curang dengan prinsip kejujuran, keadilan dan hubungan jangka panjang.

Prinsip kami adalah : Maju Bersama sama, sinergi membentuk Paguyuban / Komunitas Peternak Lele seluruh Indonesia.

Pemilihan Induk Bibit Lele yang bagus

Pemilihan Induk Bibit Lele yang bagus

1. Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.

2. Ciri-ciri induk lele betina
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
- Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan lunak.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).

3. Syarat induk lele yang baik:
- Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
- Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
- Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
- Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
- Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
- Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.

4. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.

5. Perawatan induk lele:
- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet).
Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.

- Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
- Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan,sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya.Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
- Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
- Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.